Pendidikan karakter bertujuan membentuk manusia secara holistik yang meliputi akal dan perasaan. Anak mempunyai dua kapasitas tersebut. Kapasitas tersebut dapat dioptimalkan jika memiliki kapabilitas. Anak dapat mengembangkan kapabilitas apabila memilik karakter yang kuat. Pendidikan karakter meliputi value, norma dan role model. Karakter anak dapat dikembangkan melalui pendidikan karakter. Beberapa metode pembelajaran dalam pendidikan karakter akan diulas berikut ini.
1.Mengajarkan
Anak harus memahami value secara konseptual karena menjadi fondasi pembentukan karakter. Pembelajaran merupakan langkah yang harus dilakukan untuk memberi pemahaman mengenai karakter mulai dari nilai, moral, kebaikan dan keutamaan. Pembelajaran mempunyai dua manfaat yakni a) pengetahuan konseptual dan b) pembanding atas pengetahuan yang dimiliki. Oleh sebab itu, Pembelajaran Karakter harus bersifat interaktif dan tidak monolog.
2. Keteladanan
Anak belajar dari sesuatu yang disaksikan. Ini yang disebut dengan Role Model. Anak melihat perilaku orang tua dan guru yang direkam di otak kemudian menjadi landasan perilaku. Role Model tidak hanya bersumber dari orang tua dan juga dari guru, karyawan sekolah dan teman. Semua orang yang terhubung dengan peserta didik di sekolah dapat mempengaruhi karakter anak di sekolah. Berdasarkan hal tersebut maka anak membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran karakter.
3. Menentukan Prioritas
Prioritas harus ditetapkan dalam pembelajaran karakter anak usia dini. Pendidikan karakter tidak akan berhasil tanpa prioritas. Prioritas memudahkan dalam menilai keberhasilan pendidikan karakter. Pendidikan karakter berlandaskan sekumpulan nilai yang diyakini kemudian direalisasikan ke dalam visi sekolah. Berdasarkan visi maka Sekolah harus menentukan value sekolah. Dua hal tersebut harus dipahami seluruh civitas akademika mulai dari siswa, guru dan karyawan. Karakter menjadi ciri khas sekolah yang dipahami, dihayati dan diamalkan oleh seluruh sivitas akademika.
4. Refleksi
Refleksi merupakan proses bercermin, mematutkan diri pada konsep yang diyakini. Refleksi merupakan pemikiran pribadi yang terkristalisasi menjadi kesadaran diri. Seluruh sivitas akademika harus menyadari bahwa seluruh tindakan sesuai dengan value sekolah. Segala tindakan yang dilaukan oleh sivitas akademika menjadi bagian dari kesadaran diri.
5. Metode Bercerita (Telling Story)
Metode bercerita bertumpu pada kisah yang mempunyai tokoh protagonist dan antagonis. Anal mampu memahami karakter tokoh protagonist yang bisa ditiru dan karakter antagonis yang harus dihindari. Guru harus bisa membuat kesimpulan bersama dengan siswa mengenai karakter tokoh dalam kisah tersebut. Guru harus bisa mengambil hikmah dari kisah tersebut baik yang positif atau negatif.
6. Metode Diskusi
Metode diskusi memiliki beberapa manfaat dalam pendidikan karakter melalui penyelesaian sebuah masalah. Metode ini lebih menarik, membantu anak menyampaikan pendapat. Anak menjadi lebih memahami dengan karakter melalui penyelesaian masalah. Diskusi dikemas dalam suasana yang rileks dan informal namun terarah. Diskusi seperti ini akan untuk menggali pemikiran anak yang pemalu dan sedikir bicara.
7. Metode Simulasi (Role Playing)
Role Playing atau Sosiodrama dilakukan agar anak mendapatkan keterampilan tertentu yang bersifat profesional atau berguna bagi kehidupan. Role Palying juga bermanfaat untuk memperoleh pemahaman konsep atau nilai yang relevan dengan pendidikan karakter.
8. Metode Pembelajaran Kooperatif
Metode pembelajaran kooperatif ini yang paling umum digunakan dalam pendidikan karakter. Sejumlah nilai karakter bisa dikembangkan menjadi beberapa nilai seperti mandiri, kerja sama, terbuka, menghargai pendapat orang lain, tenggang rasa, analitis, santun, logis, kritis, dinamis dan juga kreatif.
9. Metode Dialog
Metode Dialog merupakan interaksi dua pihak atau lebih mengenai sebuah topik pembahasan dan diarahkan pada sebuah tujuan. Pendidikan karakter dapat dilakukan melalui dialog dengan topik yang diikuti secara seksama dan penuh perhatian. Hal tersebut bisa disebabkan karena berbagai faktor seperti:
- Topic yang dinamis.
- Dialog bersifat interaktif
- Melibatkan emosi peserta diskusi
10. Metode Pembiasaan
Metode pembiasaan yang merupakan aktivitas yang secara sengaja dilakukan secara berulang kali sehingga menjadi kebiasaan. Metode pembiasaan ini memiliki inti pengalaman sebab yang dibiasakan tersebut adalah sesuatu yang sedang diamalkan. Inti dari kebiasaan ini adalah pengulangan dan pembiasaan akan menempatkan manusia sebagai sesuatu yang istimewa, bisa menghemat kekuatan, bisa melekat dan spontan dan bisa dilakukan dalam setiap pekerjaan